Penulis: Muhajir Al-Fairusy, Iswadi, Jon Paisal, dkk.
Editor: Muhajir Al-Fairusy
Ukuran: 14 x 20 cm
Tebal: viii + 129 hlm.
Cuplikan ketimpangan dan penjegalan alam Aceh dipertontonkan secara blakblakan. Mulai dari kasus sengketa lahan antara masyarakat dan perusahaan, bencana ekologi yang kerap mengancam saban tahun seperti banjir, ancaman punahnya satwa liar, hingga pengerukan liar alam Aceh tanpa kepedulian yang tegas. Sederet persoalan lingkungan dan alam Aceh merentang dari hulu ke hilir. Persoalan Aceh tidak hanya lingkungan, keluh kesah mengesah kerap ditemui di tengah masyarakat, kecewa melihat timpangnya kondisi ekonomi dan politik. Sumber Daya Alam Aceh yang melimpah seperti dinikmai sepihak oleh pemodal, saat bersamaan Aceh justru berada pada level terpuruk soal ekonomi. Masih tingginya angka kemiskinan berdasar data BPS yang diukur dengan basic need approach, tercatat 810 ribu penduduk miskin di Aceh dan tertinggi di Sumatera. Anomalinya terjadi di tengah sumber daya alam melimpah, dan kucuran Otsus yang hanya menunggu sangkakala penutup, betapa meresehkan. Maraknya narkoba (sabu-sabu), pergaulan yang mengangkangi adat istiadat, hingga persoalan ekologi yang kian menyebalkan akibat akumulasi ekonomi sepihak dengan kekuatan pemodal, jelas kondisi ini menunjukkan Aceh dalam homogenisasi logika kapital. Kondisi ini pantas disesali oleh siapapun yang ada di Aceh.